Pontianak, – fkub-kalbar.or.id, Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) Provinsi Kalimantan Barat, menyelenggarakan kegiatan Seminar Nasional Pengusulan Pahlawan Nasional Asal Kalimantan Barat Senin, 26.2 di Balai Petitih Kantor Gubernur Kalbar. Kegiatan ini dibuka oleh Pj. Sekda Kalbar Muhammad Basri. Hadir pada seminar nasional para ahli sejarah, para tamu undangan dari Forkopimda dan ormas serta mahasiswa. Narasumber kegiatan Prof. Dr. Susanto Zuhdi, M.Hum, Syafaruddin Daeng Usman, MH, Dra. Juniar Purba, M.Si, dan Brigjen Pol Rudy Tranggono, S.St, M.K, dengan moderator Karel Juniardi, M.Pd.
Didi Darmadi pengurus yang ditugaskan FKUB Kalbar menyampaikan apresiasi seminar nasional dalam rangka pengusulan pahlawan nasional asal Kalbar, terlebih lagi ada tiga tokoh yang diusulkan sekaligus oleh TP2GD Kalbar yaitu Pangeran Nata Kusuma, Bardan Nadi, dan Rahadi Oesman.
“Mewakili FKUB Kalbar, kami sangat mendukung pengusulan para tokoh Kalbar untuk menjadi pahlawan nasional. Kami mengajak seluruh elemen masyarakat turut mendukung langkah yang dilakukan pemprov Kalbar Bersama TP2GD, kemudian kami harapkan pemerintah daerah kabupaten/kota turut serta memberikan rekomendasi dimaksud. Tentu apabila usulan nanti diterima presiden, maka dengan bertambahnya pahlawan nasional asal Kalbar akan berimplikasi pada rasa sosok yang harus diteladani dan menumbuhkan rasa nasionalisme masyarakat Kalbar,” ujar aktivis pergerakan yang aktif diberbagai ormas ini.
Mengutip penyampaian dari Brigjen Pol Rudy Tranggono, S.St, M.K saat membahas tentang Pangeran Nata Kusuma, bahwa beliau bertekad memperjuangkan tokoh-tokoh asal Kalbar bisa menjadi pahlawan nasional.
“Kita ingin menampilkan dan memperjuangkan ke level nasional para tokoh yang berjasa berjuang untuk NKRI. Mereka telah berjuang dengan menghabiskan seluruh yang dimiliki hingga nyawanya pun melayang demi kemerdekaan RI. Pangeran Nata Kusuma alias Gusti Abdurrani bin Panembahan Gusti Abdulmajid, lahir di Landak 1874, kemudian ditangkap dan diasingkan di Bengkulu hingga meninggal pada tahun 1920. Beliau pemilik kecerdasan yang tak diragukan. Memiliki integritas moral dan keteladanan, berjasa terhadap bangsa dan negara dan tidak pernah berkhianat kepada negara dan memimpin perjuangan/pertempuran dilapangan,” ujar Kabinda Kalbar putra asli Pontianak.
Selanjutnya narasumber Juniar Purba menjelaskan tentang sosok Bardan Nadi, tokoh yang walaupun berasal dari Jawa Tengah tetapi berkiprah dan berjuang menghabiskan hidupnya untuk Kalimantan Barat.
“Bardan Nadi atau Sutrisno Sastrokusumo, lahir 1912 di Magelang, Jawa Tengah. Ia mengorganisir para pemuda dan organisasi politik dan memimpin pertempuran di Landak. Ia memiliki semangat nasionalisme yang tinggi, rela berkorban, tidak mementingkan diri sendiri, berani dan jujur. Tokoh pejuang Kalbar yang tewas ditembak Belanda, almarhum diekskusi tembak 17 april 1947 dibpenjara Sungai Jawi Pontianak. Dengan gagah berani beliau minta matanya tidak ditutup, sambil menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan berteriak Merdeka dan diakhiri takbir Allahu Akbar 3x,” tutur Juniar Purba, M.Si, peneliti sejarah dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XII Pontianak.
Sejarawan Kalbar, Syafaruddin Daeng Usman mengulas tentang tokoh Rahadi Oesman. Rahadi Oesman, lahir di Pontianak 1925. Beliau mewakili kalangan mahasiswa Kalbar yang cerdik pandai nan romantis, menempuh pendidikan kedokteran di Jakarta, juga menjadi aktivis bersama para mahasiswa asal Kalbar. Misi Kembali ke Kalbar menggunakan kapal motor dalam rangka menyampaikan misi menyebarkan berita kemerdekaan dan membentuk pemerintahan dan keamanan. Namun Rahadi Oesman meninggal ditembak Belanda pada1945 di Sungai Besar, jasadnya kini berada di komplek makam Matan Tanjungpura Ketapang. Nama lain Rahadi Oesman ialah Abdul Syukur, dengan panggilan masa kecil Tjung.
Kita perlu mengingat quote yang pernah disampaikan Presiden RI pertama Ir. Soekarno yaitu Jas-Merah: jangan melupakan sejarah. Untuk itu bagi kita generasi penerus saat ini harus menjadi bangsa yang besar yaitu bangsa yang tahu menghargai jasa-jasa pahlawan bangsa mereka. Mereka tidak mengharapkan apa-apa, tetapi kitalah yang menghargai mereka. (D.Darmadi)
Discussion about this post