Pontianak – fkub-kalbar.or.id, Prasangka (stereotip) adalah sebuah penilaian negatif kepada seseorang dan kelompok nya hanya berdasarkan pada informasi (pengetahuan) yang sedikit dan terbatas, kemudian menempatkan penilaian tersebut sebagai sesuatu yang berlaku umum bagi kelompoknya. Ini tentu berbahaya bagi upaya penguatan Moderasi Beragama yang akan dibangun. Demikian pernyataan Ketua FKUB Kalbar saat menjadi Narasumber kegiatan penguatan Moderasi Beragama bagi Keluarga Kristiani Seri kedua oleh Pembimas Kristen kanwil Kementerian Agama, di Hotel Harris Pontianak, Selasa 15/8..
Sebagai satu cara pandang, cara bersikap dan praktek beragama jalan tengah yang mengusung prinsip keseimbangan, keadilan dan kesetaraan, konsep dan praktek Moderasi Beragama mesti difahami dengan baik dan tulus.
Dengan baik artinya, moderasi beragama harus difahami secara benar sesuai konsepnya. Secara tulus artinya ada kemauan dan keikhlasan hati untuk memahami dan mempraktekkan nya dalam kehidupan sehari-hari. Moderasi Beragama tidak akan berhasil jika diterima dengan setengah hati, apalagi dibangun atas landasan tingginya kecurigaan (prejudice) dan prasangka (stereotip) antar agama. Ujar Guru Besar Ilmu Komunikasi Penyiaran dan Antarbudaya IAIN Pontianak.
Lebih lanjut ia mengingat pada peserta yang merupakan utusan Gereja dan keluarga Kristiani itu, untuk menghindari prasangka antar agama, penting bagi setiap umat beragama membiasakan diri hidup dalam keragaman, menimba pengalaman hidup dengan orang-orang yang berbeda agama dan keyakinan, berteman dan berdiskusi layaknya sahabat antar iman. Hanya dengan pengalaman inilah umat beragama akan terhindar dari banyak berprasangka (stereotip), dan Moderasi Beragama akan dapat dibangun dengan berhasil, tutup Ibrahim. (Rilis)
Discussion about this post