Pontianak – fkub-kalbar.or.id, Salah satu perbedan mendasr antara peradaban yang tercatatat dalam Perjanjian lama dan Baru adalah dalam melihat Bangsa lain diluar bangsa Yahudi. Dalam perjanjian lama Bangsa lain di luar bangsa Israel/Yahudi sebagai musuh.
Hal ini disampaikan oleh Pastor Rupinus Kehi selaku Ketua Komisi Kerasulan Awam Keuskupan Agung Pontianak saat menjadi narasumber dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Series Kelima dengan tema “ Merawat Kerukunan Dalam Pandangan Agama Katolik Songsong Pesta Demokrasi 2024”, Kamis, 12/10 pagi bertempat di Aula Sekretariat FKUB Kalbar dan akan disiarkan secara langsung melalui Laman Fanspage FKUB Kalbar.
Menurutnya, Yesus dalam perjanjian baru mengajarkan Permulaan proses keterbukaan dan toleransi pada yang lain, yang “dianggap” bertentangan dalam perjanjian lama. Selain itu, Yesus juga berani menembus batas2 yang belum 100% dilewati orang israel dalam Perjanjian Lama serta Yesus mengajarkan para murid. dengan cara hidup.
Dirinya mengatakan bahwa Yesus juga mengajarkan Moderasi Beragama. Hal ini dapat diliha dari beberapa Firman-Nya yakni Kasihilah Tuhan Allah dan kasihilah sesama manusia. (Mat 22: 37-40), “Hari sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk Hari sabat” (Mar 2:27), “Segala sesuatu yg kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka” (Mat 7:12) Golden Rull, “Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang….(Mat 25:40), Aku datang untuk menyempurnakan hukum taurat (Mat 5:17).
Selain itu teladan moderasi beragama juga dapat ditemukan dalam perjalanan para murid Yesus seperti kisah Petrus dan Kornelius (Kis 10: 34-35), Kisah Konsil Yerusalem 1 (Kis 15:1-21), serta Kisah Perjalanan Paulus. (Rilis)
Discussion about this post