Pontianak – fkub-kalbar.or.id, Negara Indonesia dibentuk atas dasar kesepakatan dari semua elemen agama yang ada. Oleh karenanya, Pancasila tetap menjadi ideologi bangsa dan tidak ada satu agamapun yang dapat mengklaim memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini karena bangsa ini lahir atas dasar kesepakatan bersamaan.
Hal ini disampaikan oleh Makarius Sintong, SH.,MH Pengurus FKUB Kalimantan Barat saat menjadi narasumber dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Series Kelima dengan tema “ Merawat Kerukunan Dalam Pandangan Agama Katolik Songsong Pesta Demokrasi 2024”, Kamis, 12/10 pagi bertempat di Aula Sekretariat FKUB Kalbar dan akan disiarkan secara langsung melalui Laman Fanspage FKUB Kalbar.
Menurutnya, kerukunan tidak terlepas dari toleransi dan moderasi. Moderasi hendaknya harus dimiliki oleh setiap pemeluk agamanya dan menghindari sikap fanatisme. Yang menganggap agama dan kepercayaan oranglain tidak benar.
“Bagi kita umat katolik, masalah perdamaian dan kerukunan ini berlaku universal sebagaimana termaktub dalam berbagai ayat dan pasal di Kitab Injil,” ujarnya.
Menurutnya, Indonesia menjadi pedoman negara-negara dunia dalam merawat kebersamaan dan kerukunan seperti seringkali digambarkan oleh Presiden Joko Widodo yang menggambarkan keberagaman suku, bangsa, dan agama di Indonesia.
Ia menambahkan beberapa Paus dan pemimpin agaa Katolik dalam berbaga kunjungan ke berbagai negara di dunia selalu berbicara soal perdamaian dan berbagai kepentingan yang tak hanya menyangkut kepentingan umat Katolik belaka.
Dalam konteks menghadapi Pemilu serentak 2024, biasanya terdapat gesekan sebagai akibat penggunaan politik identitas termasuk didalamnya identitas agama. Selain itu juga terjadi peningkatan tindakan intoleransi dan menyebarnya isu-isu HOAX terkait SARA.
Diantara faktor penggunaan politik identitas seringkali digunakan jelang Pemilu adalah Mereduksi biaya Politik yang mahal., Masyarakat mudah terpolarisasi dan diarahkan untuk keuntungan individu atau kelompok tertentu., serta Rata-rata masyarakat Indonesia masih menyukai pemahaman politik berbasis Primordial. .
Oelh karenanya, dalam upaya mencegah persebaran politik identitas, dirinya mengajak segenap Insan Katolik untuk Meningkatkan Dialog Toleransi antar umat Beragama, Melakukan edukasi pada generasi penerus dengan memilih Tokoh Politik yg mengedepankan dialog kebangsaan., serta Menolak dengan tegas segala isu berbau Politik Identitas. (Rilis)
Discussion about this post