Pontianak – fkub-kalbar.or.id, Dalam upaya merawat dan menjaga kerukunan berbasis toleransi dan moderasi bagi generasi Z, perlu kiranya mengenal karakteristik diri generasi Z sehingga mampu memahami perannya dalam membangun komunikasi lintas agama yang harmonis.
Hal ini disampaikan oleh Prof.Dr.Ibrahim,MA Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi Kalimantan Barat saat menjadi narasumber dalam kegiatan Dialog Antar Siswa SMA/MA Lintas Agama dengan tema “Generasi Z: Moderat dan Toleran Bergerak Membangun Kerukunan dan kedamaian Kalimantan Barat” Sabtu, 19/8 bertempat di Hotel 95 Pontianak.
Ia mengungkapkan bahwa Generasi Z adalah generasi yang lahir antara Tahun 1997-2012 (usia 11-26 Tahun saat ini). Generasi Z ini adalah generasi yang yang lahir di era Teknologi inormasi dan komunikas atau era digital. Generasi Z dan generasi Milenial adalah generasi yang menempati posisi hampir 60% dari jumlah penduduk Indonesia. Oleh karenanya baik generasi milenial maupun generasi Z sangat menentukan keberlangsungan kehidupan bangsa ini di masa mendatang.
Diantara karakter generasi Z ialah generasi yang minim batasan (boundary less generation), dimana keterbukaan dengan dunia luar, termasuk perubahan demi perubahan membuat mereka sulit mendefenisikan identitas diri (gamang). Selain itu generasi ini memiliki pola pikir global (blobal mindset) karena keberadaan mereka yang terhubung dengan banyak orang- masyarakat global, serta generasi dengan 7 karakteristik: figital, fear of missing out (fomo), hipercustomize, terpacu (berkompetisi), realistis, weconomist, dan do it yourself.
Dirinya mengungkapkan beberapa kelebihhan dari generasi Z antara lain: pengetahuan luas karena akses informasinya mudah; Terbuka terhadap perkembangan-perubahan; Mempunyai mitovasi yang tinggi; Multitasking; Cendrung lebih toleran karena keterbukaan komunikasi; Tidak cepat berpuas diri; Mempunyai keinginan untuk terus berkembang
Namun diantara sekian banyak kelebihan yang dimiliki generasi Z memiliki beberapa kekurangan yang perlu menjadi perhatian serius antara lain: cendrung individualis & egosentris; tidak fokus dengan satu hal; kurang menghargai proses (senang yang instan); lebih memprioritas uang; emosi yang cendrung labil; serta ketergantungan dengan teknologi (sulit dengan hal-hal yang konvensional).
Sedangkan komunikasi lintas agama adalah komunikasi yang dihadapkan pada setidaknya tiga realitas yakni Keberagaman agama, komunikasi dan interaksi lintas agama, serta perkembangan Teknologi Informasi dan komunikasi yang dihadapi generasi Z saat ini.
Dalam membangun komunikasi lintas agama Menurutnya harus dibangun atas dasar sikap moderasi dan inklusi. Moderat adalah sikap yang tidak berleihan dan mampu memahami berbagai perbedan. Sedangkan inklusi adalah keterbukaan sikap saling untuk memahami, menghargai dan menghormati satu sama lain. Selain itu, komunikasi lintas agama juga perlu dibangun atas nilai universal dan nilai kebaikan sebagai upaya mendapatkan titik temu antar berbagai agama yang berbeda.
Menurutnya, ada empat peran strategis yang dapat dilakukan generasi Z dalam melakukan komunikasi lintas agama yang moderat dan toleran demi mewujudkan kerukunan dan perdamaian antara lain: Pertama generasi z dapat menjadi penyeimbang; dalam mengekspresikan kebenaran individu sangat rentan dengan perbedaan nilai, dimana pola pikir moderasi dan toleransi adalah petujuknya.
Kedua, generasi Z dapat berperan sebagai aktor harmonisasi, Diman mereka komunikatif dan sangat terbuka (radikal inklusif), termasuk dengan perbedaan nilai kebenaran (dan partisipan) memberi dukungan bagi perjuangan moderasi dan toleransi (support to moderation and tolerance).
Ketiga, Generasi Z dapat berperan sebagai kreator-motivator, dimana dengan kemampuan dialogis (memahami kebenaran-perbedaan masing2) dan cendrung menghindari konfrontasi menjadi kekuatan membangun sikap moderasi dan toleransi (strengthening to moderation and tolerance).
Keempat, generasi Z dapat berperan sebagai pelopor-inspirator kerukunan dan perdamaian, dimana dengan karakter realistis, menjalani hidup secara praktis (mengungkap kebenaran dibalik semua hal), ini menjadi kekuatan generasi Z dalam mewujudkan harmonisasi dan komunikasi lintas Agama.
Discussion about this post