Ketapang – fkub-kalbar.or.id,Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Ketapang Drs. Heronimus Tanam, M.E berkesempatan memberikan materi pada kegiatan Workshop Penguatan Moderasi dan Kerukunan Umat Beragama yang diselenggarakan oleh MUI Kabupaten Ketapang, bertempat di Hotel Aston hari Sabtu, 30/9.
Dalan kesempatan itu pria pensiunan PNS Pemkab yang akrab disapa Pak Tanam itu memberikan materi dengan judul Strategi Penguatan Moderasi dan Kerukunan Umat Beragama. Ia menjelaskan bahwa moderasi beragama adalah cara pandang, sikap dan praktik beragama dalam kehidupan bersama dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan berlandaskan prinsip adil, berimbang dan mentaati Pancasila dan UUD 1945 sebagai kesepakatan bernegara.
Selanjutnya dalam paparannya di hadapan 100 orang peserta workshop yang terdiri dari unsur MUI dan perwakilan lintas agama itu, Heronimus Tanam menyebutkan ada 7 esensi keagamaan dalam moderasi beragama, yakni menjaga keselamatan jiwa, menjunjung tinggi keadaban mulia, menghormati harkat martabat kemanusiaan, memperkuat jiwa moderasi, mewujudkan perdamaian, menghargai kemajukan dengan menjaga kebebasan akal, berekspresi dan kebedasan beragama serta mentaati komitmen berbangsa.
Terkait dengan strategi penguatan moderasi beragama khususnya di Kabupaten Ketapang, pria yang juga Ketua Dewan Adat Dayak atau DAD Ketapang ini menyebutkan ada lima langkah, yaitu penguatan cara pandanag sikap dan praktik beragama secara moderat, penguatan harmoni dan kerukunan umat beragama dan kepercayaan, penyelarasan relasi cara beragama dan berbudaya, peningkatan kualitas pelayanan kehidupan beragama dan pelayanan publik serta pengembangan ekonomi dan sumber daya keagamaan.
Menurutnya, ada tantangan yang dihadapi secara umum oleh kita saat ini yaitu berkembangnya pemahaman dan pengamalan keagamaan yang berlebihan, merasa pemahaman tafsir agamanya paling benar dan pemahaman yang merongrong atau mengancam bahkan merusak ikatan kebangsaan.
Pemaparan yang dipandu oleh Sekretaris 1 MUI Ketapang M. Nashir Syam,M.Pd selanjutnya ditutup dengan sesi tanya jawab antara peserta dengan naras sumber. Antusias peserta cukup besar, namun sayangnya waktunya sangat terbatas.
“Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini, mudah-mudahan organisasi atau Lembaga keagamaan yang lain bisa menyelenggarakan kegiatan serupa. Biarkanlah kita berbeda, karena berbeda itu indah. Menghargai perbedaan adalah ciri bangsa yang berperadaban” Pungkasnya. (Muhammad Nashir Syam)
Discussion about this post