Pontianak – fkub-kalbar.or.id, Dalam kegiatan Dialog Pelajar Lintas Agama yang digelar oleh Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi Kalimantan Barat, Indang Maryati, S.Sos, M.Si, Kepala SMAN 1 Pontianak, menekankan peran strategis Generasi Z dalam memelihara kerukunan umat beragama. Acara yang bertempat di Ampitheater SMAN 1 Pontianak ini mengangkat tema “Generasi Z: Agen Kerukunan Cerdas Bermedia Sosial”, Sabtu, 27/7
Dalam paparannya, Indang Maryati menjelaskan bahwa Generasi Z, yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, tumbuh dalam era digital dan globalisasi. “Generasi ini memiliki akses ke informasi yang sangat luas dan beragam, serta kemampuan untuk berinteraksi dengan berbagai budaya dan agama melalui teknologi,” ungkapnya.
Menurut Indang, dalam konteks Indonesia yang beragam, peran Generasi Z dalam merawat kerukunan beragama sangatlah penting. Ia menyebutkan bahwa kerukunan adalah proses sosial yang dilakukan untuk menciptakan kehidupan bersama atas dasar perbedaan yang ada, baik dari segi agama, politik, budaya, dan lainnya.
Indang Maryati juga menyoroti pentingnya pendidikan multikultural sejak dini untuk membangun pemahaman dan penghargaan terhadap perbedaan. “Sekolah-sekolah dan universitas harus mengintegrasikan kurikulum yang mempromosikan toleransi dan dialog antaragama,” tuturnya.
Selain itu, literasi digital menjadi aspek krusial bagi Generasi Z. “Generasi Z harus dibekali dengan kemampuan untuk menyaring informasi yang mereka terima, terutama dari media sosial. Literasi digital membantu mereka menghindari berita hoaks dan propaganda yang dapat memicu konflik antaragama,” jelas Indang.
Indang juga mengajak Generasi Z untuk menggunakan platform media sosial secara bijak. “Kampanye positif tentang toleransi dan kerukunan bisa disebarkan melalui media sosial. Selain itu, mereka harus berani melawan ujaran kebencian dan diskriminasi yang terjadi di dunia maya dengan cara melaporkan konten yang tidak pantas dan memberikan edukasi kepada teman-teman mereka tentang pentingnya menghormati perbedaan,” tambahnya.
Untuk memperkuat kerukunan, Indang mendorong Generasi Z untuk terlibat dalam dialog antaragama serta mengorganisir kegiatan sosial bersama yang melibatkan komunitas dari berbagai agama. “Dialog antaragama dan kegiatan sosial seperti bakti sosial atau proyek lingkungan dapat mempererat hubungan dan menciptakan rasa kebersamaan,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa Generasi Z memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan dalam merawat kerukunan beragama di Indonesia. “Dengan pemahaman yang baik, penggunaan teknologi secara positif, keterlibatan dalam kegiatan antaragama, dan menjadi teladan bagi orang lain, mereka bisa berkontribusi signifikan dalam menciptakan masyarakat yang harmonis dan damai,” pungkasnya.
Acara ini dihadiri oleh pelajar perwakilan pelajar SMAN/SMKN se-Pontianak dan mendapat sambutan positif dari para peserta. Mereka berharap kegiatan semacam ini dapat terus dilakukan untuk memperkuat kerukunan umat beragama di Indonesia. (Rilis)
Discussion about this post