Bengkayang – fkubkalbar.or.id, Ketua Panitia Perayaan Hari Ulang Tahun Dewi Kwan Im Kecamatan Bengkayang Tahun 2024, Aguspinus, membacakan laporan kegiatan pada perayaan HUT Dewi Kwan Im yang diselenggarakan pada Senin, 21/10.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Pengurus Yayasan Vihara Aryamarama Bengkayang (YVAB) tersebut dihadiri oleh Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Bengkayang, Drs. H. Manto, M.Si., Sekretaris Daerah Kabupaten Bengkayang, Yustianus, S. E., M. M , Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bengkayang, Esidorus, S.P., Kapolres Bengkayang AKBP Teguh Nugroho, S.H., S.I.K., M.I.K., serta kepala dan perwakilan OPD dan forkopimda, tokoh masyarakat, serta umat Buddha Bengkayang dan sekitarnya yang mencapai 1.000 orang.
Dalam laporannya, Aguspinus menyampaikan latar belakang dari sosok Dewi Kwan Im, yang berasal dari kehidupan seorang rakyat biasa dan mendapat penerangan sempurna hingga menjadi seorang Dewi yang sangat dijunjung tinggi oleh semua makhluk hidup.
Guan Shi Yin Pu Sa atau Dewi Kwan Im, dengan nama asli dalam bahasa Sanskerta yaitu Avalokiteśvara, lahir pada penanggalan Imlek bulan 2 hari ke-19 pada masa Dinasti Zhou Timur (770-256 SM). Nama aslinya adalah Putri Miao Shan (妙善), putri bungsu dari Raja Miao Zhuang (妙荘), seorang penguasa Negeri Xinglin. Dalam perjalanan hidupnya, Putri Miao Shan meninggalkan kehidupan istana dan memilih menjadi seorang biksuni di Kelenteng Bai Que Si. Ayahnya, Raja Miao Zhuang, yang kehabisan kesabaran karena Putri Miao Shan tak ingin kembali ke istana, kemudian memerintahkan prajuritnya untuk menangkap dan menghukum mati sang putri.
Setelah kematiannya, arwah Putri Miao Shan mengelilingi neraka. Karena melihat penderitaan luar biasa yang dialami makhluk-makhluk yang dihukum di neraka, sang putri pun berdoa dengan tulus. Keajaiban terjadi, doa yang diucapkan Putri Miao Shan dengan penuh welas asih, tulus, dan suci tersebut mengubah panas membara neraka menjadi seperti surga. Penguasa Akhirat, Raja Yan Luo, pun memerintahkan arwah Putri Miao Shan kembali ke tubuhnya. Begitu bangkit dari kematian, Buddha Amitabha muncul dan memberikannya buah Persik Dewa sehingga setelah memakannya, Putri Miao Shan tidak lagi mengalami rasa lapar, tua, ataupun kematian.
Buddha Amitabha meminta Putri Miao Shan untuk selalu melatih diri di atas Gunung Pu Tuo dengan dikawal oleh seekor harimau jelmaan Dewa Bumi. Sekian tahun berlalu, setelah mendengar kabar kematian ayahnya, Raja Miao Zhuang, dan melihat arwah ayahnya dibawa ke neraka serta mengalami siksaan hebat, Putri Miao Shan pun turun ke neraka untuk menolong ayahnya. Saat ingin melewati gerbang pintu neraka, Putri Miao Shan dan ayahnya diserbu oleh setan-setan kelaparan. Untuk melewati setan-setan tersebut, Putri Miao Shan memotong tangannya untuk dijadikan makanan bagi para setan kelaparan.
Setelah mendengar bakti Putri Miao Shan kepada ayahnya hingga mengorbankan tangannya, rakyat berbondong-bondong membuat tangan palsu untuk Putri Miao Shan. Buddha Amitabha yang melihat ketulusan dari rakyat untuk Putri Miao Shan kemudian merangkum semua tangan palsu tersebut dan mengubahnya menjadi suatu bentuk kesaktian serta memberikannya kepada Putri Miao Shan. Buddha Amitabha kemudian memberinya gelar Qian Shou Qian Yan Jiu Ku Jiu Nan Wu Shang Si Guan Shi Yin Pu Sa, yang artinya Bodhisatva Kwan Im, Penolong Kesukaran Umat yang Bertangan Seribu dan Bermata Seribu yang Tiada Bandingnya.
Oleh sebab itu, ketika umat manusia mengalami kesulitan dan penderitaan, jika bisa mengucapkan nama Guan Shi Yin Pu Sa dengan kesungguhan hati, maka dia akan diselamatkan oleh Pu Sa yang menjelma menjadi wujud yang berbeda, mengajarkan hal yang berbeda, untuk menolong orang yang berbeda pula.
(Kontributor: Tji Cin Med, Dokumentasi: Diduga Obe)
Discussion about this post