Oleh: Prof.Dr.Ibrahim,MA
Ketua FKUB Kalbar
Sabtu 25 November 2023 kita dikejutkan oleh kabar yang kurang sedap yang viral melalui berbagai berita media terkait peristiwa bentrok masa di Kota Bitung Sulawesi Utara. Sebuah kejadian yang melibatkan masa aksi bela Palestina dengan sekelompok orang dari Ormas yang sedang menggelar HUT nya. Sebagaimana diberitakan dalam banyak media, bahwa bentrokan tersebut telah mengorbankan 1 orang meninggal dunia dan beberapa orang terluka.
Terlepas dari apapun penyebab terjadinya bentrokan tersebut, kronologi dan latar peristiwanya, serta melibatkan kelompok adat dan agama apapun iya, yang pasti kita semua menyayangkan terjadinya peristiwa tersebut. Kerusuhan Bitung telah mengoyak ikatan rasa persaudaraan dan persahabatan sebagai warga bangsa. Bentrokan Bitung telah menciderai semangat persaudaraan, kerukunan dan perdamaian yang telah terbangun dengan baik dalam sejarah bangsa ini, bukan saja di Bitung, Sulawesi Utara, tapi di seluruh penjuru negeri ini.
Karena itu, sepatutnya kita semua bisa mengambil pelajaran dengan kasus Bitung. Bahwa potensi konflik akan selalu ada dalam hubungan sosial dan masyarakat kita, termasuk antar agama. Disinilah kepedulian kita semua menjadi sangat penting untuk berpartisipasi dalam menjaga dan merawat kerukunan dan harmonisasi. Dimana persoalan dan kesalah-fahaman sangat mungkin terjadi, akan tetapi dialog dan komunikasi mesti dikedepankan. Penting untuk kita semua lebih kritis dan tidak mudah termakan isu dan informasi provokatif bahkan hoak di media. Pastikan kita semua mampu menempatkan kebersamaan, persahabatan dan harmonisasi atas nama saudara sebangsa dan setanah air. Bahwa kita berbeda adat, budaya dan agama iya. Tapi kita semua saudara se-Indonesia. Perbedaan itu tidak sama sekali dapat menjadi pembenar untuk tindakan diskriminatif, apalagi pengabaian terhadap eksistensi keberadaan antar kita.
Menjelang pesta politik Pilpres dan Pilkada, berbagai isu komunitas, adat, budaya dan agama menjadi sangat seksis. Dan sangat mungkin disalah-gunakan untuk kepentingan politik tertentu, yang berpotensi memunculkan gesekan dan konflik antar umat. Kasus Bitung mesti menjadi pelajaran untuk kita semua mampu menjaga diri dari tindakan politisasi isu dan kepentingan politik praktis yang bisa mengorbankan persatuan dan kesatuan bangsa. Sebaliknya, mari kita semua berupaya menjaga dan merawat kerukunan dan harmoni umat, apapun latar belakang kita. Dalam konteks hubungan agama dan umat beragama, mari bersama kita semua ikut serta menjaga dan merawat hubungan yang rukun, damai dan harmoni di Kalimantan Barat dan Indonesia.
Cukuplah kasus Bitung sebagai peristiwa pertama dan terakhir dalam sejarah sosial umat di negeri ini. Kita tidak perlu kasus serupa terulang kembali untuk memberikan kita pelajaran dan keprihatinan bersama akan pentingnya upaya bersama menjaga dan merawat kerukunan, perdamaian dan harmonisasi umat dalam berbangsa dan bernegara. Saling memahami, menghargai dan menghormati perbedaan dalam ketulusan hati dan cinta sesama. Wallahu `alam.
Discussion about this post