Prof.Dr.Ibrahim, MA
Ketua FKUB Kalbar
Kasus kericuhan antar kelompok masa yang menggelar aksi bela Palestina dengan anggota Ormas yang sedang menggelar perayaan HUT nya pecah di Kota Bitung, Sulawesi Utara, pada Sabtu 25 November 2023, menjadi salah satu berita viral di media beberapa hari terakhir. Tidak sedikit berita di media (terutama medsos) yang berbau provokasi dan memancing psikologi masa. Ini tentu berbahaya dalam konteks kerukunan dan harmonisasi bangsa.
Kita tahu mungkin ada persoalan dalam kasus tersebut, hingga bentrok masa yang menimbulkan korban jiwa dan luka-luka. Tapi tidak lantas kita melihatnya sebagai konflik antar kelompok umat dan agama tertentu. Bahwa dalam konflik tersebut melibatkan umat dari suatu agama iya, tapi tindak lantas diklaim sebagai konflik agama. Sebagai sebuah kasus hukum, sepatutnyan kita berikan kepercayaan sepenuhnya kepada pemerintah dan pihak keamanan untuk menyelesaikan.
Kita, umat beragama tidak perlu terlibat jauh dengan menjastifikasi kerucihan Bitung sebagai konflik antar agama. Sebaliknya, pimpinan umat beragama mesti membuka diri untuk berdialog, berdiskusi dan saling menenangkan umatnya. Berikan umat pemahaman yang baik dan benar terkait peristiwa yang sesungguhnya. Bukan malah provokasi dan menambah kemarahan masa.
Terkait dengan aksi bela Palestina, tentu kita bukan membela satu agama. Sebab Palestina bukan hanya didiami oleh umat dari satu agama. Aksi bela Palestina sesungguhnya adalah aksi membela hak atas kedaulatan sebuah negara yang ditindas dan dizhalimi, perlawanan atas perampasan kemerdekaan dan kebebasan sebuah negara. Aksi bela Palestina lebih merupakan solidaritas perjuangan kemanusiaan, membela hak hidup dalam kesamaan derajat kemanusiaan masyarakat Palestina.
Untuk itu, FKUB Kalbar menghimbau kepada umat beragama untuk tidak terpancing konflik dengan apa yang terjadi di Kota Bitung. Umat beragama mesti lebih kritis dan cerdas dalam menerima dan membaca berita-berita di media, karena tidak sedikit diantaranya bernada provokatif, bahkan hoaks. Umat beragama mesti memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada pemerintah dan aparat keamanan untuk menyelesaikan persoalan yang terjadi.
FKUB Kalbar juga berharap semua umat beragama terus membangun komunikasi, koordinasi dan dialog dengan tulus guna menjaga kondusifitas kerukunan, kedamaian dan harmonisasi yang sudah terbangun sejak lama. Dinamika sosial dan politik sangat rentan menimbulkan gesekan dan konflik di tengah masyarakat agama. Lebih-lebih menjelang pelaksanaan tahapan pemilu serentak tahun 2024, diperlukan kedewasaan sikap, toleransi dan kebersamaan semua dalam menjaga dan memelihara kerukunan dan harmonisasi, khususnya antarumat beragama- Indonesia. Wallahu a`lam
Discussion about this post