Ketapang – fkub-kalbar.or.id, Bupati Ketapang yang diwakili oleh Asisten Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik Drs. H. Darmadi, M.Pd mengajak semua elemen bangsa khususnya para tokoh agama untuk bersinergi, bersatu bahu membahu bersama pemerintah daerah menciptakan iklim yang kondusif, aman dan tentram. Dalam sambutan tertulisnya Bupati juga mengapresiasi kegiatan yang digagas oleh FKUB Ketapang, Silaturrahmi dan Buka Bersama pada Senin (25/03/) bertempat di Kantor FKUB Ketapang.
Acara silaturahmi dan buka bersama yang mengambil tema “Spirit berbagi kebaikan untuk kemanusiaan dan harmoni semesta” itu dihadiri oleh Forkopimda, Kapolres, Dandim 1202, Kejaksaan, pengadilan agama, pimpinan perwakilan paguyuban etnis, perwakilan pimpinan ormas enam agama, Kementerian Agama dan beberapa tokoh adat. Acara berlangsung penuh kekeluargaan, sekalipun hadirin berasal dari berbagai latar belakang agama yang berbeda-beda.
Dalam kesempatan itu ketua FKUB Ketapang Drs. Heronimus Tanam, M.E menyampaikan bahwa FKUB adalah rumah bersama “FKUB adalah rumah kita, rumah tempat para tokoh lintas agama berdiskusi tentang masalah-masalah kemanusiaan dan kebangsaan” Ujarnya.
Selanjutnya kata pria yang juga ketua Dewan Adat Dayak Ketapang ini menyatakan sangat merasa senang bisa sering bertukar pikiran dan bekerjasama dengan para pimpinan lintas agama, ia berharap agar umat di akar rumputpun demikian, tetap bersatu padu walaupun memiliki keyakinan yang berbeda.
Kegiatan silaturahmi dan buka bersama diisi pula dengan tausiyah kebangsaan oleh Syaikh Muhammad Abdul Quddus, pengasuh Pomdok Pesantren Darul Fadhilah Ketapang. Ulama muda yang juga wakil rois Syuriah PCNU Ketapang ini mengawali tausiyahnya dengan menyebutkan sejatinya kita bersama adalah makhluk Tuhan, dari moyang yang sama. “Tidak ada satupun diantara kita mempunyai hak memusnahkan satu sama lain, karena semua kita adalah makhluk Tuhan dan DIA yang tunggal-lah yang memiliki otoritas mutlak atas apapun yang menimpa umat manusia” Jelasnya.
Ulama muda yang kharismatis inipun menceritakan pengalamannya ketika melakukan perjalanan ke Sulawesi pada tahun 2015 khususnya saat berada di Bandara Internasional Syam Ratulangi, terdapat sebuah tulisan besar yang intinya ajakan agar sesama makhluk Tuhan untuk saling menyayangi.
Ulama muda yang familiar dipanggil Syekh Quddus ini kemudian mensetir Al-Qur’an surah Al-Hujurat ayat 13, ia paparkan bahwa ayat tersebut bermakna universal karena Tuhan berfirman dengan menggunakan terminologi “Wahai manusia” artinya objek dari Tuhan itu ditujukan kepada manusia secara universal. Dinyatakan bahwa keberagaman suku bangsa, adat dan budaya bahkan keyakinan adalah sebuah keniscayaan.
Bahkan kalau Tuhan berkehendak semua manusia itu beriman kepadaNya, maka itu tidak ada satupun yang bisa menolak dari kehendak-Nya. “Kalau Allah mau, kita semua ini muslim” katanya bersemangat. Tapi atas kemurahannya pula manusia beragam dan di atas keberagaman itulah manusia menemukan jati diri nilai kemanusiaan.
Diakhir tausyiahnya Syekh Quddus berharap agar FKUB lebih mengakar ke bawah, agar keberadaannya lebih terasa di tengah-tengah masyarakat.
Tausiyah kebangsaan diakhiri seiring dengan kumandang adzan maghrib, dan saatnya hadirin yang muslim berbuka takzil, setelah itu shalat Maghrib berjamaah yang dipimpin oleh KH. Faishol Maksum Ketua MUI Ketapang. Selanjutnya makan malam.
(Kontributor : MN.Syam)
Discussion about this post