Oleh: Prof.Dr.Ibrahim,MA
(Ketua FKUB Kalimantan Barat)
اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ، أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَام ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَاأَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ, اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ, وَاشْكُرُوْهُ عَلَى مَا هَدَاكُمْ لِلإِسْلاَمِ، وَأَوْلاَكُمْ مِنَ الْفَضْلِ وَالإِنْعَامِ، وَجَعَلَكُمْ مِنْ أُمَّةِ ذَوِى اْلأَرْحَامِ. قَالَ تَعَالَى : اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَالَّذِيْنَ هَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۙ اُولٰۤىِٕكَ يَرْجُوْنَ رَحْمَتَ اللّٰهِ ۗوَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Hadirin Jama`ah Jum`at yang dirahmati Allah Swt
Marilah kita senantiasa banyak bersyukur kepada Allah Swt atas limpahan Rahmat dan Nikmat Nya yang tak terhingga. Terutama nikmat Iman, Islam dan Kesehatan. Dengan Iman, Islam dan sehat kita bisa menjalani hidup ini dengan baik, menunaikan setiap kewajiban kita sebagai hamba, termasuk menunaikan shalat jum`at secara berjamaah.
Selawat serta salam mari kita mohonkan kepada Allah Swt, agar senantiasa tercurahlimpahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw. Semoga syafa`at yang sama juga untuk keluarganya, para sahabatnya, serta pengikut setianya hingga akhir zaman. Insyaa Allah kita semua yang setiap menjalankan risalahnya akan diakui sebagai pengikutnya, dan berhak mendapatkan syafaatnya di hari akhir, amiiin.
Mengawali khutbah ini, khatib mengajak kita semua untuk senantiasa berupaya meningkatkan kadar ketakwaan kita kepada Allah Swt. Bahwa sesungguhnya kita milik Allah, kita berasal dari Allah, dan pastinya kita akan kembali menghadap Allah. Karena itu pastikan untuk kita selalu melaksanakan seluruh perintah Nya, dan meninggalkan semua larangan Nya.
Hadirin Jama`ah jum`at yang dimuliakan Allah Swt.
Tahun baru Hijriah merupkana penanggalan Islam yang ditetapkan pertama kali oleh Khalifah Umar bin Khattab berdasarkan peristiwa Hijrah Nabi Saw pada tahun 622 Masehi. Dimana satu diantara nilai penting dari peristiwa Hijrah tersebut adalah berdirinya negara Madinah yang dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad Saw.
Negara Islam pertama yang berasaskan pada konstitusi piagam Madinah, yang bersifat terbuka dan moderat kepada semua kelompok agama, suku bangsa dan budaya. Robert N. Bellah (GB Sosiologi Agama berkebangsaan AS) memuji dan mengakui bahwa negara Madinah dengan konstitusi piagam Madinah dengan prinsip civil society-nya merupakan model terbaik dan paling demokratis di muka bumi.
Hadirin Jama`ah jum`at Rahimakumullah
Peristiwa Hijrah nya Nabi Muhammad Saw dari Makkah ke Yastrib (Madinah) pada tahun 622 masehi, sesungguhnya adalah mengikuti perintah Allah dalam Q.S. 2: 218:
اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَالَّذِيْنَ هَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۙ اُولٰۤىِٕكَ يَرْجُوْنَ رَحْمَتَ اللّٰهِ ۗوَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman serta orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Hijrah juga bermakna perubahan sikap, gaya hidup dan pola pikir yang tertutup kepada sikap yang terbuka, sikap yang ekslusif kepada sikap yang inklusif, dari sikap intoleran kepada sikap toleran, dari sikap egoisme-egosentrisme ke sikap humanis-nasionalis.
Lantas, pesan apa saja yang bisa kita ambil dengan kehadiran tahun baru Hijriah ini dalam konteks berbangsa dan bernegara?
Pertama, pentingnya memperbaiki dan merubah cara pandang kita terhadap perbedaan dan keragamaan bangsa ini. Bahwa apapun perbedaan kita adalah kehendak mutlak Sang Pencipta. Sebab Dia lah yang menciptakan kita dengan segala perbedaan untuk setidaknya dua tujuan; 1) menguji siapa diantara kita yang paling pandai menggunakan setiap potensi yang telah Allah bekali; 2) menjadikan perbedaan sebagai motivasi untuk fastabiqul khairat (persaingan sehat untuk kebaikan).
Firman Allah Swt dalam Q.S. Al-Maidah ayat 48:
لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَّمِنْهَاجًا ۗوَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ لَجَعَلَكُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّلٰكِنْ لِّيَبْلُوَكُمْ فِيْ مَآ اٰتٰىكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ
..Untuk setiap umat di antara kamu Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Seandainya Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikanmu satu umat (saja). Akan tetapi, Allah hendak mengujimu tentang karunia yang telah Dia anugerahkan kepadamu. Maka, berlomba-lombalah dalam berbuat kebaikan…
Hadirin yang dirahmati Allah Swt
Kedua, Pentingnya membangun kesadaran bahwa apapun perbedaan kita (suku, bangsa, agama dan budaya) semuanya sama di hadapan Allah Swt. satu-satunya yang membedakan kita adalah tingkat ketakwaan dan kemampuan kita untuk saling memahami dan mengerti satu sama lain. Termasuk memahami perbedaan untuk alasan persatuan dan kesatuan bangsa.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Hujarat ayat 13:
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ
Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa…
Ketiga, Tahun baru Hijrah mesti menjadi semangat meneguhkan komitmen kebangsaan, bahwa NKRI adalah pilihan terbaik dalam politik bernegara kita. Pancasila dan UUD 45 merupakan ideologi terbaik yang mempersatukan bangsa ini dari beragam suku, agama, budaya dan asal daerah. Bhineka Tunggal Ika merupakan falsafah hidup yang harus diperkuat untuk menjamin situasi bangsa ini terus rukun, aman, damai dan harmoni.
Hadirin yang dimuliakan Allah Swt
Setiap kita harus selalu berupaya mengevaluasi diri, melakukan perbaiki diri dan perubahan hidup ke arah yang lebih baik lagi dalam berbangsa dan bernegara. Bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan setiap kita pemeluknya untuk senantiasa menebarkan kebaikan, kedamaian, keselamatan dan persatuan kesatuan. Bukan agama yang membenarkan segala tindakan kekerasan, kesemena-menaan dan kerusakan atas nama membela agama dan Tuhannya.
Allah Swt berfirman dalam Q.S. Al-Anbiya ayat 107
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ
“Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam”.
Akhirnya, semoga kehadiran tahun baru Hijrah 1446 ini memberikan kita kekuatan dan semangat merawat kebhinekaan dalam bingkasi persatuan dan kesatuan, sebagai satu bentuk komitmen kita dalam berbangsa dan bernegara.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ
Discussion about this post