Pontianak, fkub-kalbar.or.id – Dalam suasana Idul Fitri 1446 H/2025 M, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kalimantan Barat melakukan kunjungan silaturahim ke Sekretariat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalbar, Rabu (16/4). Kunjungan ini menjadi momentum strategis mempererat sinergi antar lembaga keagamaan dalam memperkuat kerukunan di tengah masyarakat yang majemuk.
Ketua FKUB Kalbar, Prof. Dr. Ibrahim, MA, dalam sambutannya menekankan bahwa silaturahim antar majelis agama merupakan bagian dari program penting FKUB untuk membangun komunikasi dan dialog lintas agama secara berkelanjutan.
“Kunjungan ini merupakan wujud dari komitmen kami dalam merawat kerukunan. Kami ingin memastikan komunikasi antarumat beragama tidak hanya terjalin di tingkat elit, tetapi juga menyentuh akar rumput masyarakat,” ujar Prof. Ibrahim.
Ia juga menyoroti pentingnya penguatan literasi kerukunan di semua tingkatan, baik melalui kegiatan seminar, workshop, hingga penyediaan ruang bersama di media sosial dan website FKUB. Salah satunya dengan menyediakan kolom khusus bagi semua agama untuk menyuarakan nilai-nilai kerukunan secara setara.
“Kami membuka ruang media kerukunan bagi semua agama. Literasi kerukunan harus dikuatkan agar masyarakat terbiasa hidup berdampingan dengan damai meskipun berbeda keyakinan,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Umum MUI Kalbar, Drs. KH. Basri Har, menyambut baik kunjungan FKUB sebagai bagian dari upaya menjaga suasana harmonis di Kalimantan Barat. Ia mengapresiasi langkah FKUB yang terus aktif membangun komunikasi antarumat beragama.
“Damai dan rukun itu indah. Kalimantan Barat telah mengalami banyak konflik sosial di masa lalu, namun kini kita patut bersyukur karena kondisi semakin kondusif. Ini harus terus kita rawat bersama,” ujar KH. Basri Har.
Ia juga menekankan bahwa menjaga kerukunan tidak cukup hanya di tingkat elit, tetapi harus menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Menurutnya, MUI siap bersinergi dalam mendorong dialog dan pembinaan yang inklusif di tengah meningkatnya tantangan seperti munculnya kelompok sempalan atau penyimpangan ajaran di berbagai agama.
“Setiap agama punya tantangan internal. Kita tidak bisa membiarkan potensi konflik berkembang. Karenanya, MUI mendukung penuh program-program FKUB dalam mempromosikan moderasi beragama dan penguatan literasi kerukunan,” tegasnya.
Kegiatan ditutup dengan penyerahan cinderamata dan doa bersama lintas agama. Dalam pertemuan tersebut juga muncul berbagai usulan, seperti pembentukan grup komunikasi antarpimpinan majelis agama serta pembangunan sekretariat bersama bagi seluruh majelis keagamaan sebagai simbol sinergi dan kerukunan di Kalimantan Barat. (Red)
Discussion about this post