Oleh : Pendeta Hermanto Bun, S.Th
Pendeta Hermanto Bun, S.Th adalah anggota FKUB Ketapang juga sebagai Wakil Sekretaris Persatuan GerejaKristen Ketapang (PGKK).
Kami menginap di Hotel Harir Palace, Amman, Yordania. Sarapan pagi di hotel dan pukul 7, kami memulai perjalanan menuju Gunung Nebo. Perjalanan dari Amman ke Gunung Nebo membutuhkan waktu 1 jam dan dari Nebo ke Laut Mati membutuhkan waktu kisaran 20-30 menit.
GUNUNG NEBO
Gunung Nebo terletak di belahan barat negara Yordania, kurang lebih 40 kilometer menuju barat daya Amman. Perjalanan menuju Gunung Nebo melalui bukit-bukit dan gunung padang pasir, gersang dan terik. Tidak banyak kendaraan lalu lalang disepanjang jalan menuju Nebo. Begitu sepi, hening dan tandus. Tidak banyak tumbuhan hijau disana. Semua dominan dihiasi oleh padang pasir. Sesekali melewati gardu-gardu yang dijaga para tentara, jika ada hal yang dirasa mencurigakan bisa saja kendaraan kita di berhentikan lalu dilakukan pengecekan.
Dari lokasi puncak Gunung Nebo, jika cuaca cerah tanpa kabut, kita dapat melihat dengan jelas Hebron, Dead Sea (Laut Mati), Herodium, Bethlehem, Qumran, Jerusalem (Bukit Olives), Ramallah, Jericho dan Nablus. Kota-kota tersebut termasuk dalam tanah perjanjian yang diperlihatkan Tuhan kepada Musa dari atas Gunung Nebo ini. Di sinilah Musa wafat dan tidak pernah diketemukan keberadaannya.
Di lokasi ini terdapat juga peninggalan 6 makam yang dilapisi lantai mosaik bergaya Bizantium, Di tempat ini pula tedapat tiang Ular dari perunggu yang dibuat oleh seniman Italia yang bernama Giovanni Fantoni. Kisah tiang ular dari tembaga ini terinspirasi oleh kisah di zaman Musa saat umat Israel dalam perjalanan keluar dari Mesir, mereka menggerutu berkata “Mengapa kamu mempimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati dipadang gurun ini? Sebab disini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak”. Mereka tidak puas dan tidak mengucap syukur.
Oleh sebab itu, Tuhan kemudian memerintahkan ular-ular tedung untuk memagut umat Israel, sehingga sebagian dari mereka mengalami kematian. Kemudian umat Israel menyadari akan perbuatan dosanya, lalu mereka datang kepada Musa untuk meminta perlindungan. Musa pun berdoa kepada Tuhan dan Tuhan mendengarkan doanya, lalu Tuhan memerintahkan Musa untuk membangun tiang dengan ular tembaga. Barangsiapa yang memandang ular tembaga tersebut maka mereka akan sembuh dan terhindar dari pagutan ular-ular dan menjadi selamat.
Saat ini tiang ular tembaga yang asli sudah tidak ada, oleh Raja Hizkia telah ditebang dan dihancurkan, karena pada zaman itu kian lama tiang ular tembaga tersebut menjadi obyek penyembahan disertai dengan korban bakaran. Dan tiang ular tembaga itu pun diberi nama Nehustan. Jadi yang sekarang kita lihat di sana bukan lagi tiang ular tembaga yang asli, melainkan karya dari seniman Italia.
Dari kisah Musa ini lahirlah simbol resmi apotek. Cobalah perhatikan, bagaimana para apoteker sekarang ini menggunakan simbol ular tembaga dengan berbagai kreasi untuk logonya. Ular tembaga menjadi simbol penyembuhan dan harapan obat-obatan yang mereka produksi dapat menyembuhkan segala penyakit pagi para penderita/pasien.
Laut Mati
Laut Mati (atau Laut Asin) adalah danau yang membujur di daerah antara Israel, Daerah Otoritas Palestina dan Yordania. Di 417,5 m di bawah permukaan laut, merupakan titik terendah di permukaan bumi. Laut mati terletak pada perbatasan antara Yordania dan bagian barat Palestina, laut mati memiliki titik terendah di bumi pada 1.300 kaki (400m) di bawah permukaan laut.
Secara geologi laut mati terbentuk tiga juta tahun yang lalu ketika timbul retakan kecil pada lembah sungai Yordan (Jordan Riff Valley) di mana air laut masuk dan terkumpul, iklim kering dan evaporasi tinggi meningkatkan konsentrasi mineral dalam air. Garam, kapur dan gipsum terdapat pada sepanjang retakan ini dan membentuk danau dengan kandungan garam tertinggi.
Danau ini dinamakan laut mati karena tidak ada bentuk kehidupan yang dapat bertahan dalam air garam ini. Laut mati memiliki kandungan garam tertinggi dari seluruh laut di dunia. Kadar garamnya sekitar 32 % dibandingkan terhadap kadar garam rata-rata 3% pada Laut Tengah atau Mediteranian. Sejak dulu material yang terdapat dalam laut mati diketahui mempunyai efek untuk mempercantik kulit. Dengan mengoleskan lumpur ini ke tubuh, mineral yang terkandung di dalamnya terbukti dapat memperbaiki kulit, melancarkan sirkulasi darah dan dapat membantu kesehatan. Hal ini sudah lama diketahui oleh Raja Salomo, Cleopatra dan Herodes Agung sehingga mereka mendatangi Laut Mati untuk memperoleh efek tersebut.
Dalam bahasa Ibrani, Laut Mati adalah “Yam ha-Melaḥ”, berarti “laut garam” atau “Laut Asin”. Istilah ini pula yang paling banyak digunakan dalam bagian Perjanjian Lama di Alkitab Kristen dalam bahasa Indonesia, sejak kitab pertama dalam Taurat yaitu Kitab Kejadian (Kejadian 14:3), kemudian Kitab Bilangan (Bilangan 34:3, 12), Kitab Ulangan (Ulangan 3:17), Kitab Yosua (Yosua 3:16; 12:3; 15:2, 5; 18:19), Kitab 2 Tawarikh (2 Tawarikh 20:2), sampai zaman Pembuangan ke Babel (abad ke-6 SM), yaitu Kitab Yehezkiel (Yehezkiel 47:8).
Sejarahnya yang lekat dengan kisah para nabi membuat Laut Mati menarik untuk dikunjungi. Ditambah lagi keunikannya di mana setiap orang dapat mengapung bebas di atasnya tanpa takut tenggelam akibat kadar garam di sana yang sangat tinggi.
Tak seperti namanya, Laut Mati tidaklah menyeramkan atau menakutkan. Tempat ini justru menyuguhkan banyak hal menarik. Ingin tahu apa saja yang menarik dari Laut Mati? Berikut beberapa fakta tentang Laut Mati.
- Ternyata sebuah danau. Laut Mati ternyata adalah sebuah danau karena terletak pada daratan. Danau ini berlokasi pada titik terendah permukaan bumi. Laut Mati menjadi sangat fenomenal karena airnya dapat membuat semua benda mengapung dan tidak akan tenggelam, termasuk manusia. Jadi bagi mereka yang tak bisa berenang jangan khawatir karena dijamin Anda akan mengapung dengan sendirinya.
- Mengapa bukan dinamakan Danau Mati? Penyematan nama Laut Mati, bukan Danau Mati karena danau ini memiliki ukuran luas yang seperti lautan. Panjangnya mencapai 67 km, lebarnya 17 km dan luas permukaannya mencapai 810 km persegi. Meski luas, tidak ada kehidupan di dalam ataupun di sekitar danau tersebut, baik flora maupun fauna. Kadar garam yang terlalu tinggi membuat makhluk hidup sulit bertahan di sana.
- Tempat terendah di dunia. Laut Mati merupakan tempat terendah di dunia dengan ketinggian 417,5 meter dpl atau 1300 kaki di bawah permukaan laut. Letaknya di atas sebuah lembah di antara perbatasan wilayah Israel, Palestina dan Yordania.
- Kadar garam yang begitu besar. (33%) kadar garam yang ada di Laut Mati membuat kita bisa mengapung di atas permukaannya. Yang menjadi faktor penyebabnya adalah danau ini mempunyai kandungan kadar garam yang sangat tinggi, bahkan kadar kandungan garamnya menempati urutan ke dua danau terasin di dunia setelah danau Assal yang terletak di Djibouti. Kadar garamnya 33,7% atau 8 kali lebih asin dari danau biasa. Dengan kandungan garam sebesar itu maka tidak ada kehidupan yang tepat bagi makhluk hidup yang dapat bertahan di dalam air danau laut mati ini. Inilah mengapa disebut danau laut mati . Karena kadar garamnya tersebut, hampir tidak mungkin makhluk hidup dapat bertahan di Laut Mati.
- Garam di Laut Mati, Garam yang terdapat di pinggiran danau Laut Mati Perlu diketahui, air pada danau laut mati ini tidak mengalirkan airnya ke daerah-daerah sekitarnya, melainkan hanya mengendap di danau ini saja dan memiliki satu sumber air utamanya yaitu dari sungai Yordan. Namun, air pada danau ini kian hari kian defisit dan surut saja. Ini karena, danau laut mati berada di wilayah beriklim panas, sehingga hampir tujuh ton air danau menguap setiap harinya. Pengurangan cukup signifikan pada air danau ini juga disebabkan sungai Yordan selaku sumber utama air pada danau laut mati dimanfaatkan masyarakat setempat keperluan irigasi.
- Makhluk Hidup yang menghuni Laut Mati berupa bakteri tertentu. Laut Mati kira-kira 8,6 kali lebih asin dari laut. Salinitas ini membuat untuk lingkungan yang keras di mana binatang tidak dapat berkembang biak (sesuai namanya). Salinitas tinggi mencegah organisme air makroskopik seperti ikan dan tanaman air dari hidup di dalamnya, meskipun jumlah yang sangat kecil dari bakteri dan jamur mikroba yang hadir di Laut Mati.
- Dari segi ilmiah hal ini bisa dibuktikan karena kandungan kadar garam yang tinggi pada air danaunya. Air asin jauh lebih padat dari air biasa, dan kepadatan air asin membuatnya jauh lebih ringan dari air biasa. Dengan kadar salinitas (tingkat keasinan) yang tinggi tersebut, maka sebuah benda bisa mengapung di atasnya. Hal ini yang menjadi keunikan dari danau laut mati ini.
- Karena banyaknya kandungan mineral, lumpur Danau Laut Mati berkhasiat untuk mengobati berbagai macam penyakit kulit. Tidak hanya kandungan garam saja yang tinggi, danau laut mati juga memiliki kandungan mineral yang banyak, tepatnya pada lumpur danaunya. Inilah yang dimanfaatkan para wisatawan untuk mengobati berbagai penyakit kulit. Lumpur di danau laut mati mengandung beberapa zat mineral penting seperti magnesium, kalsium, kalium, zink, iodin, chlorine, chloride, sulfur, sodium, bitumen, bromida dan pottasium. Kandungan mineral ini sangat baik, beberapa manfaat yang dipercaya : dapat memperbaiki sel kulit mati, menghilangkan daki pada kulit, melancarkan sirkulasi darah, membantu menjaga kesehatan, dan khususnya bagi wanita untuk mempercantik serta menghaluskan kulit.
- Pada tahun 2017, Danau Laut Mati akan dihubungkan dengan Laut Merah, dikarenakan penyusutannya yang lebih dari 10 meter. Permukaan air danau laut mati diperkirakan telah mengalami penyusutan dan pengeringan dari yang semula 394 m pada tahun 1960-an menjadi 423 m di bawah permukaan laut pada tahun 2012 lalu. Luasnya juga berkurang menjadi 637 kilometer persegi untuk saat dari yang mana sebelumnya 810 kilometer persegi. Dan keadaan ini meninggalkan sebuah bukti di sekitar danau, yaitu berupa jurang-jurang besar atau lubang runtuhan pada tanah dikenal dengan istilah sinkhole. Rencananya untuk mengatasi permasalahan ini, Danau laut mati ini akan dihubungkan dengan laut Merah (Red Sea) untuk menyuplai ketersediaan air dengan cara membangun kanal-kanal untuk menghubungkan kedua tempat ini yang berjaraknya sekitar 200 km, sehingga dengan demikian kekeringan pada danau laut mati ini dapat teratasi.
Discussion about this post