Oleh: Ibrahim (Guru Besar Ilmu Komunikasi Penyiaran Islam dan Antarbudaya IAIN Pontianak)
Musabaqah Tilawatil Qur`an (MTQ) adalah sebuah even penting bagi umat Muslim dalam rangka menyemarakkan Syiar Islam (Al-Qur`an). Sebagai kitab suci bagi umat Muslim, al-qur`an sesungguhnya berkedudukan sebagai pedoman hidup (hudan linnas) yang memberikan petunjuk dan jalan hidup yang harus dipatuhi. Karena itu, memahami kandungan al-qur`an menjadi sebuah keharusan bagi umat muslim, supaya isinya dapat diterapkan dalam praktek hidup sehari-hari.
Dalam konteks itulah Al-qur`an harus difahami dan dijadikan pedoman dalam hidup, perlu terus kembangkan kajiannya dan disyi`arkan. Al-qur`an perlu terus dikenalkan dan dikaji secara baik oleh umat muslim, mulai dari kemampuan membacanya secara baik dan tartil (qira`ah, tilawah) hingga mendalami isi kandungan dan maknanya. Disinilah perlunya upaya-upaya strategis untuk menjadikan Al-qur`an dengan berbagai kajian terhadapnya menjadi lebih menarik. Dimana salah satu bentuk kemasannya yang menarik dalam upaya menyemarakkan al-qur`an adanya melalui perlombaan-perlombaan, sebagaimana yang saat ini kita kenal dengan Musabaqah Tilawatil Qur`an (MTQ).
Even Musabaqah Tilawatil Qur`an (MTQ) tentu bukan sekedar perlombaan yang berakhir dengan prestasi atau kejuaraan. Tapi jauh lebih penting fungsinya untuk memunculnya semarak umat dalam memahami, mengkaji dan mendalami al-qur`an dengan segala kandungannya. Perlombaan-perlombaan melalui ajang MTQ ini hanyalah sebatas upaya mengemas daya tarik dan motivasi umat untuk terus mempelajari al-qur`an, mendalami dan mencintai nya sebagai kitab suci, dan memberikan pedoman dalam kehidupan umat Islam.
Sebagai kita ketahui bahwa melalui MTQ ini diselenggarakan beberapa cabang perlombaan sebagai bagian dari upaya memahami dan mendalami al-Qur`an seperti cabang Tilawah (lomba Membaca atau melantunkan ayat al-qur`an dengan tartil, dengan lagu dan sebagainya), cabang tahfidz (lomba menghafal ayat al-qur`an), cabang fahmil (lomba memahami kandungan ayat al-qur`an dan tafsirnya), cabang Syarhil (lomba menjelaskan makna dan kandungan ayat al-qur`an), cabang Khatil (lomba menulis ayat Al-qur`an dengan indah dan seni), serta cabang Ilmu Pengetahuan Ilmiah (Lomba Karya Tulis Ilmiah Al-qur`an).
Intinya, Musabaqah Tilawatil Qur`n (MTQ) yang selalu diadakan setiap tahun ini seharusnya menjadikan umat Muslim selalu dekat dengan al-qur`an. Memberikan semangat umat muslim untuk selalu membaca dan mempelajari al-qur`an. Dan, lebih jelas lagi even MTQ telah mempertemukan umat muslim pencinta al-qur`an dari berbagai latar belakang sosial, ekonomi dan asal daerah dalam satu momentum kebersamaan, silaturrahim dan komunikasi.
Terlepas dari nilai-nilai substansial MTQ sebagai sarana mendalami dan menjadikan Al-qur`an sebagai pedoman hidup bagi umat Muslim, pelaksanaan MTQ memberikan momentum bagi ruang silaturrahim keummatan dan kebangsaan. Dimana umat Islam dari berbagai latar sosial, budaya dan daerah berkumpul, bertemu dan bersilaturrahmi karena Al-qur`an, baik sebagai perserta lomba, dewan hakim, maupun umat islam pencinta al-qur`an. Selain itu MTQ juga memberikan ruang bagi silaturrahim kebangsaan, dimana even ini juga memberikan daya tarik bagi partisipasi masyarakat dari berbagai latar belakang agama. hal ini tampak dalam mempersiapkan even, pegelaran pembukaan acaranya, hingga geliat ekonomi dan (bahkan) pariwisata al-qur`an.
Persiapan MTQ provinsi ke 32 ini misalnya, melibatkan berbagai unsur masyarakat Kabupaten Landak, mulai dari pemerintah daerah, hingga masyarakatnya. Dan tentu saja bukan hanya yang muslim, melainkan juga non muslim. Semuanya bahu membahu, bekerjasama dan saling mendukung bagi suksesnya pelaksanaan MTQ ke 32 tahun 2024 di Kabupaten Landak.
Pembukaan MTQ juga menghadirkan pemimpin daerah Kabupaten/ Kota se-Kalimantan Barat, dimana Bupati (Pj bupati) dan Walikota (pj Walikota) yang nota bene nya tidak semuanya muslim. Tapi semuanya turut hadir dan ikut membersamai – menyukseskan even MTQ ke 32 ini di Kabupaten Landak.
Tak terkecuali masyarakat Kabupaten Landak, khususnya Kota Ngabang yang mayoritas non muslim juga ikut mendukung, berpartisipasi bersama umat muslim menyukseskan MTQ ke 32 ini dengan riang gembira. Beberapa diantaranya terlibat dalam kepanitiaan lokal sebagai supir, dan sebagainya. Sungguh semua ini memberikan gambaran betapa even MTQ ini telah menjadikan momentum penting bagi wujudnya ruang silaturrahim bersama hari ini, baik keummatan maupun kebangsaan.
Karena itu, sangat penting untuk kita jaga MTQ ini sebagai momentum merawat kebersamaan, silaturrahim keummatan (sesama muslim) dan sekaligus silaturrahim kebangsaan (semua umat beragama) dalam bingkai kebhinekaan dan toleransi yang sesungguhnya (Wallahu a`lam bish Shawab)
Catatan dari Arena MTQ ke 32 Tingkat Provinsi di Kabupaten Landak, 6 – 15 Desember 2024.
Discussion about this post