Pontianak – fkub-kalbar.or.id Membangun harmoni dan kerukunan dapat dilakukan salah satunya adalah melalui dialog dan pertemuan antar tokoh agama. Ini merupakan suatu Gerakan kebudayaan yang perlu dilestarikan diantara tokoh-tokoh agama.
Hal ini disampaikan oleh Dr.Abdul Mukti, M.A Pengurus FKUB Kalimantan Barat saat menjadi narasumber dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Series Ketujuh dengan tema “ Merawat Kerukunan Dalam Pandangan Agama Hindu Songsong Pesta Demokrasi 2024”, Kamis, 17/11 pagi bertempat di Aula Sekretariat FKUB Kalbar dan akan disiarkan secara langsung melalui Laman Fanspage FKUB Kalbar.
Menurutnya, ada dua istilah yang perlu menjadi perhatian serius tokoh agama yakni politik identitas dan politisasi agama. Dalam konteks akademik penggunaan politik identitas merupakan suatu hal yang sah dan lumrah karena politik tidak bisa dilepaskan identitas dalam membangun social politik bangsa ini.
Yang menjadi masalah Menurutnya adalah jika agama kemudian dipolitisasi khususnya dalam memperjuangkan karir politiknya untuk kepentingan kekuasaan sesaat. Ini kemudian yang dapat menimbulkan perpecahan dan polarisasi sebagaimana yang terjadi pada Pilkada 2017.
Dalam konteks pesta demokrasi mendatang , diskuursus moderasi beragama dalam rangka menghindari politisasi agama perlu terus diwacanakan dalam rangka upata menjaga kerukunan. Salah satunya melalui forum R20.
“Para tokoh agama memiliki kekuatan kontributif dalam menjaga perdamaian, kerukunan, dan toleransi.” Ujarnya. (Rilis)
Discussion about this post